Friday, November 18, 2011

PROPOLIS vs KANKER RAHIM

Tingginya frekuensi berkemih pada malam hari dapat menjadi salah satu penanda serangan Kanker Rahim seperti dialami oleh seorang pasien di Bandung. Diagnosis dokter menyebutkan terdapat kanker berukuran 17 cm x 15 cm bersarang di rahim, dan pasien tersebut positif terkena kanker stadium III B.

Untuk mengatasi Kanker Rahim pasien menjalani kemotrapi 3 pekan sekali sebanyak 6 kali masing-masing selama 12 jam. Untuk memperkuat daya tahan tubuh, dokter memberikan vitamin E, vitamin C dan betakaroten. Sealama kemotrapi daya tahan tubuh harus dijaga karena efek kemotrapi akan menurunkan kondisi kesehatan tubuh. Meski demikian itu tak menjamin tubuh kuat, yang terjadi justru sebaliknya, kulitnya menghitam seperti terbakar, tangan kesemutan dan kuku-kuku kelabu keunguan.

Efek lain dari kemotrapi adalah sangat mual sehingga semua makanan terasa hambar, rambut rontok dan sulit buang air besar. Setelah paket kemotrapi selesai, pasien rutin memerikasakan kesehatannya selama 6 bulan sekali. Upaya ketat juga tidak menjamin kesembuhan, enam bulan setelah operasi kanker muncul kembali bahkan kanker metastesis alias menjalar ke usus. Terpaksa kemotrapi kembali dijalani setelah operasi pemotongan usus sepanjang 50 cm.

Kali ini kemotrapi dilakkan seminggu sekali selama 6 kali. Belum juga teratasi, 2 tahun setelah operasi ke 2, kanker ukuran 5 cm x 4 cm lagi-lagi muncul di rahim, posisi kanker di dekat kantong kemih sehingga sulit dijangkau pisau bedah dan dokter tidak dapat mengoperasi. Selain itu operasi dikhawatirkan akan mengganggu saluran kemih dan jalan penyembuhan adalah 18 kali kemoterapi. Namun, pasca kemoterapi pertama kondisi kesehatan anjok dan mengalami pendarahan.

Pasien akhirnya mencoba propolis dengan dosis 5 tetes propolis setiap hari, dan selama 3 hari dengan dosis yang tetap 5 tetes. Efek konsumsi propolis badan menjadi lebih segar, dosis terus ditingkatkan menjadi 10 tetes setiap hari. Melihat tidak ada efek samping yang ditimbulkannya, dosisnya pun dinaikkan 5 tetes setiap 5 hari sehingga dosis akhir mencapai 90 tetes pada hari ke 19. Hasilnya, efek buruk kemotrapi mulai berkurang, buang air besar mulai lancar, nafsu makan muncul lagi sehingga bobot tubuh meningkat dari 54 kg menjadi 60 kg. Hasil pemerikasaan membuktikan sel kanker hilang meski belum operasi.

No comments:

Post a Comment